Ada sebuah adagium klasik yang menyebutkan “the end of education is a character“. Karakter atau akhlak menjadi hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Bahkan ada sebuah ungkapan yang menyatakan “الادب فوق العلم (adab itu lebih tinggi dari pada ilmu)”, adab itu lebih tinggi derajatnya dari ilmu. Seseorang memiliki karakter atau berakhlak jika dia memiliki adab yang baik.
Guna menguatkan karakter di kalangan para peserta didik, maka pada Kamis (8/8/2024) lalu, Kombel Nesaba menggelar Focus Group Discussion (FGD) dan Berbagi Praktik Baik yang dimotori oleh MGMPS PABP dan PKN. Kebetulan topik yang diusung pada kegiatan kombel ini adalah karakter.
Dalam kegiatan kombel tersebut, salah satu Guru PKN di SMP Negeri 01 Batu, Drs. Bambang Hermanto bertindak sebagai Narasumber Berbagi Praktik Baik. Dalam paparannya Pak Kaji Bambang (panggilan akrabnya), mengatakan bahwa guru harus bisa menjadi pelopor dalam pembentukan karakter. Dengan ikut menguatkan karakter anak-anak didik, maka para guru sudah ikut serta dalam penguatan karakter bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, Bapak Bambang membagikan praktik baiknya dalam pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) untuk meningkatkan karakter mandiri di kalangan siswa. Pembelajaran kontekstual ini akan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna, artinya peserta didik dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Dengan pembelajaran konteks tual ini peserta didik akan lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep dan karakter mandiri pada peserta didik, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Di samping itu peserta didik akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan pengetahuannya berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya.
Agar peserta kombel tidak bosan, maka dalam kegiatan tersebut peserta juga diajak untuk melakukan ice breaking yang dipandu oleh Bapak Muhammad Takim perwakilan dari MGMPS PABP SMP Negeri 01 Batu. Dalam kegiatan ice breaking tersebut, Pak Takim mengajak semua guru untuk “bersenang-senang”.
